MODUL 7
MINERAL UNTUK TERNAK
NON-RUMINANSIA
I. Pendahuluan
Seperti ternak pada
umumnya, mineral merupakan unsur makanan yang sangat di butuhkan oleh ternak
non-ruminansia selain air, protein, energi , lemak dan
vitamin. Pentingnya mineral dalam tubuh dapat dilihat dari peranannya dalam
mendukung pembentukan jaringan otot, tulang dan gigi, sehingga mineral dapat disejajarkan peranannya dengan
zat-zat makanan lainnya. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak.
Fungsi
mineral dalam tubuh selain pembentukan otot, tulang dan gizi adalah :
1.
menjaga keseimbangan asam-basA yang
tepat dalam cairan tubuh ;
2.
mempertahankan
tekanan osmotik cellular dalam mengangkut zat-zat makanan
3.
mempertahankan kondisi enzim-enzim
pencernaan
4. mempertahankan kontraksi urat daging, jantung dan syaraf
secara normal
5.
mencegah kekejangan dan
6. membantu bekerjanya vitamin dalam pembentukan
tulang.
7. membantu
proses metabolisme protein
Tubuh membutuhkan berbagai jenis mineral bagi tubuh dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan bagian-bagian tubuhnya. Dari berbagai
mineral yang essensial bagi tubuh, ternak non ruminansia adalah: mineral makro yaitu Ca, P, Mg, Na, K CI dan S . Sedangkan mineral essensial mikro adalah :
Besi (Fe), Fluor (F), Chromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Molybdenum (Mo),
Selenium (Se), Silikon (Si), Tembaga (Cu). Zink (Zn).
II.
Penyajian
2.1. Jenis-jenis
Mineral yang Essensial bagi Ternak Non Ruminansia
2.1.1. Mineral Essensial Makro
Kalsium dan Fosfor
Dari sejumlah mineral yang dibutuhkan, mineral
Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) merupakan jenis mineral yang paling besar beranannya dan defisiensi keduanya sangat terasa oleh temak. Hal ini terjadi karena kedua
mineral tersebut menempati porsi terbesar dari bagian tubuh. Disamping
itu, keduanya saling tergantung dan saling mempengaruhi dalam keberadaanya.
Maksudnya, bila salah satu kelebihan akan menekan/menghabisi jumlah yang
lainnya.
Dalam keadaan normal penyerapan Ca terjadi secara
transport aktif dan pasif dibagian tengah hingga akhir usus halus dan sangat
sedikit dalam usus besar. Kekurangan mineral Ca dan P dalam ransum akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti berikut
: kekurangan nafsu makan sehingga berakibat kehilangan berat badan, penurunan
produksi air susu, riketsia, kelumpuhan, gondok, mata kabur, anak
non-ruminansia lahir memiliki bulu sedikit, mati muda dan banyak kelemahan
lain.
Kandungan mineral dalam tubuh terutama Ca dan P adalah
lebih dari 70% dari kandungan abu. Berkisar 80% P dan 99% Ca dalam tubuh adalah
terdapat pada tulang
dan gigi, Sedangkan pada tulang mengandung 45% mineral,
protein sebanyak 35% dan lemak 20%. Pada tulang mengandung abu sebanyak 40% Ca,
20% P dan 1% Mg. Ca dalam bentuk jaringan lemak terdapat dalam otot dan plasma
yang mana pada darah terkandung 10 mg Ca/100 mi darah, juga terdapatnya P dalam
otot dan darah. P terkandung cukup banyak dalam proses metabolisme protein
terutama dalam pelepasan energi dan pembentukan asam-asam amino. Selain itu P
juga penting dalam deposisi otot dan kelenjar air susu saat laktasi.
Daya cerna dari Ca akan dipengaruh! oleh beberapa faktor
berikut :
1). Sumber mineral,
2). Sumber dari
bahan makanan,
3).
Faktor fisiologi hewan.
Selain
itu daya cerna P akan berkurang apabila kadar Ca beriebihan sebagal akibat dari
terbentuknya calsium-posphat tidak larut. Sehingga untuk mengatasi hat tadi di
usahakan terjaga
keseimbangan dengan perbandingan 2 : 1
Bahan makan yang berasal dari
Serealia mengandung 3-4 g P/ kg pakan dan hasil ikutan serealia mengandung 5-10 g P/kg pakan. Pada
umumnya Ca lebih string defisien pada ransum bila ransum kelebihan P. Hal ini
terjadi akibat ransum yang bersumber dari biji-bijian dan bahan pakan protein
supiemen lebih sering digunakan dalam penyusunan ransum ternak non-ruminan.
Serealia sebagai bulky feed/ pengenyang diketahui mengandung Ca rendah.
Untuk mencapai keseimbangan Ca dan P ransum, ada 3 hal penting untuk
diketahui :
1. Ca dan P cukup
terpenuhi dalam ransum
2. Ca dan P harus
terjaga perbandingannya dan
3. Vitamin D harus
tersedia cukup.
Perbandingan
Ca dan P ini akan bervariasi dalam ransum yang sesuai dengan status phisiologi dari ternak yakni : berat badan, umur
dan level Ca dan P dalam ransum. Apabila
Ca ekses maka akan mengakibatkan defisien P. Vitamin D diperlukan untuk
absorbsi Ca dan P dalam formasi tulang dan gigi. Pada Tabel 2 ditampilkan
kebutuhan ternak non-ruminansia akan Ca dan P pada berbagai status fisiologi.
Tabel 7.1. Kebutuhan Ca
dan P pada Berbagai fase hidup Ternak Non-ruminansia
Berat
badan (Kg)
|
Mineral
dalam Total Ransum
|
|||
Ca
|
P
|
|||
5
- 10
|
0,8
|
0,6
|
||
10 - 20
|
0,65
|
0,5
|
||
20 - 35
|
0,65
|
0,5
|
||
35 - 60
|
0, 50
|
0,4
|
||
60 - 100
|
1
|
0,50
|
1
|
0,4
|
Non-ruminansia dara
dan Induk
|
1
|
0,75
|
1
|
0,5
|
Non-ruminansia laktasi dan pejantan
|
0,75
|
0,5
|
Fungsi utama kalsium adalah membangun tulang dan
geligi, serta memelihara tulang. Fungsi
yang lain adalah :
Pembekuan darah, kontraksi dan
relaksasi otot (terutama denyut jantung), transmisi syaraf , permeabilitas
dinding sel, aktivator atau pengaktif enzim, sekresi beberapa hormon dan faktor
pelepas hormon, produksi air susu.
Apabila defisiensi kalsium tulang geligi ternak muda
pertumbuhannya terganggu, kualitas tulang dan gigi tidak baik, rakhitis,
osteomalasia, osteoporosis, produksi air susu turun, timbul batu ginjal dan
kekejangan. Bila penyerapan berlebihan
dapat menyebabkan pengapuran ginjal.
Metabolisme
kalsium; usus halus bertindak sebagai pengatur penyerapan sesuai kebutuhan. Setelah diserap Ca terbanyak disimpan dalam
tulang, terutama di spons tulang, dan dapat dikeluarkan apabila
dibutuhkan.
Metabolisme
fosfor; fosfor yang diserap dari dalam usus disirkulasikan ke seluruh tubuh dan
dikembalikan oleh darah untuk pembentukan tulang dan gigi. Fosfor dapat ditarik lagi dari tulang untuk
mempertahankan level fosfor dalam plasma yang normal selama apabila terjadi
kekurangan dari makanan.
,
Natrium, Kalium dan Klor
Walaupun
keberadaannya dalam jumlah kecil dalam tubuh, Natrium (Na) Kalium (K) dan Klor
(CI) merupakan 2 jenis mineral yang penting peranannya bagi tubuh. Selain
sebagai mineral pembentuk garam dapur bersama Cl (NaCI), Na sangat penting
dalam proses difusi glukosa dalam tubuh. Besama mineral Kalium (K) Na sangat
besar peranannya untuk fungsi pompa Na+K
(Na+K pump) dalam mengatur difusi pasif glukosa dan
air dalam sel tubuh. Sementara CI selain sebagai pembentuk senyawa garam
dapur, juga sebagai unsur utama pembentuk senyawa asani kiorida (HCI) yang
sangat dibutuhkan dalam inisiasi proses pencernaan protein yang dikenal dengan proses'denaturasi': Persenyawaan antara
Hidrogen (H+) dan Cl- menciptakan suasana asam dalam
lambung yang bersifat membunuh kuman/bakteri dalam digest shg tidak menimbuikan
penyakit pada temak. Karena merupakan unsur pembentuk garam
maka sumber utama kedua mineral tersebut adalah garam dapur.
Fungsi Na yang dikenal adalah sebagai Kation utama di dalam cairan ekstrasel, mengatur volume
plasma, keseimbangan asam-basa, fungsi saraf dan otot, serta pembentuk enzim
Na+/ K+-ATPase.
Metabolisme Na sepenuhnya diatu r oleh hormon aldosteron. Defisiensi Na dalam ransum
umumnya tidak pernah terjadi tapi dapat terjadi pada keadaan abnormal, yakni
penyakit addison yakni suatu penyakit dimana
fungsi adrenal dan aldosteron tidak ada.
Apabila konsentrasi Na rendah menimbulkan angiotensin
dalam darah ekskresi
aldosteron dari korteks adrenal yang selanjutnya meningkatkan
resorpsi Na+ oleh ginjal akibatnya terjadi peningkatan kehilalangan
K melalui urin.
Fungsi utama K dalam tubuh adalah
sebagai Kation utama didalam cairan intrasel; fungsi saraf dan otot, Na+/K+-
ATPase, keseimbangan asam basa. Metabolisme K dalam tubuh juga diatur oleh
hormon aldosteron.
Defisiensi K
menimbulkan Hipokalemia yang menyebabkan diare, muntah, asiduria, penyakit
cushing, yakni kelebihan steroid.
Kelebihan K
(Hiperkalemia) menyebabkan Kerusakan jaringan (infark myokard ) ataupun
kerusakan ginjal dan ulkus usus halus.
Fungsi utama Klor (klorida) adalah
mengatur Keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa, getah
lambung, pergeseran klorida pada transpor HCO3 didalam eritrosit.
Penyakityg sering ditemukan
adalah pada bayi yang mendapat susu formula bebas garam. Kasus penyakit umumnya
terjadi sekunder karena vomitus, terapi diuretik, penyakit ginjal.
Sumber
utama Cl adalah garam dapur (NaCl).
Magenisum
(Mg).
Mineral Mg dibutuhkan dalam jumlah lebih kecil dad
Ca dan P, tetapi sangat penting peranannya dalam proses metabolisme protein.
Bersama Sulfur (S) Mg berperan dalam menstabilkan basil metabolisme protein.
Defisiensi mineral ini akan menirnhulkan gejaiagejala seperti mats berkaca-kaca, gangguan syaraf, hypersensitive,
ataksia, konsulasi dan pingsan.
Fungsi Mg adalah
menstabilkan ATP dalam reaksi enzim yang membutuhkan ATP, seperti: siklus
Krebs,glikolisis, siklasi adenil,fosfatase, reaksi sintesis protein dan asam
nukleat. Juga berperan dalam
transmisi dan aktivitas neuromuskular. Fungsi lain adalah mobilisasi mineral
tulang, hormon parathyroid, dan sebagai kofaktor enzim (kinase, dll). Mg erat
hubungan dengan mineral lain yang terlibat dalam metabolisme tulang atau
jaringan lunak.
Defisiensi terjadi Mg sebagai akibat komplikasi penyakit lain melibatkan
malabsorbsi intestin dan menurunkan fungsi ginjal serta karena rendah kadar
Ca2+ dan K+ dalam
plasma.
Gejala :kekurangan Mg adalah tetani yang dapat dierapi dengan garam
Magnesium peroral atau perinjeksi. Gejala tosisitasnya adalah penekanan refleks
tendo profunda dan depresi respirasi Penyakit yang timbul terjadi sekunder
karena malabsorpsi atau diare, alkoholisme.
Magnesium dari makanan sekitar 30-50% diserap di usus halus. Penyerapan Mg, terhambat oleh konsumsi tinggi
Ca, posphat, asam organik, asam fitat dan asam lemak yang sulit dicerna. Kelebihan Mg diekskresikan lewat urine.
Sulfur (S)
Secara unsur, mineral sulfur beracun bagi ternak. Dalam jumlah besar
mineral ini menjadi racun yang
mematikan. Akan tetapi, dalam konsentrasi yang sesuai unsur ini menjadi salah
satu penyusun senyawa (gugus samping) bebesapa asam amino, yakni jenis asam
amino yang memiliki gugus samping sulfur (sulphuric
amino acids).
Fungsi Sulfur; sulfur mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1.
Sebagai komponen asam amino yang mengandung
sulfur, yaitu metionin, sistin dan sistein
2.
Komponen biotin, penting dalam metabolisme lemak
3.
Komponen tiamin dan insulin, dalam metabolisme
karbohidrat
4.
Komponen karbohidrat kompleks tertentu
5.
Pengubah bahan toksik menjadi tidak toksik
6.
Komponen utama, bulu, rambut dan kuku.
Metabolisme
Sulfur; sewaktu pencernaan makanan asam amino yang
mengandung sulfur dipisahkan dari protein dan dibawa ke sirkulasi portal. Sulfur disimpan dalam setiap sel tubuh dan
konsentrasi tertinggi terdapat pada rambut, kulit, kuku dan tanduk. Sulfur sisa diekskresikan lewat feses dan
urin.
2.2. Mineral Essensial Mikro
Besi (Fe)
Tubuh hanya mengandung sekitar 0,004% besi, diantaranya
70% ada di hemoglobin, pigmen sel darah merah atau erytrocyte mengandung besi
yang mengangkut oksigen. Sisanya 30%
terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang.
Besi merupakan unsur dasar kehidupan, karena merupakan komponen
hemoglobin dan myoglobin, pelbagai enzim, sitokrom, katalase dan peroksidase.
Penyerapan
besi terbanyak terjadi pada duodenum, jejenum, sebagian kecil di daerah
lambung, dan bagian usus halus lainnya.
Ada dua bentuk besi dalam makanan yaitu heme (organik) dan non-heme (an-organik). Bentuk heme lebih mudah diserap dari makanan
dibanding non-heme.
Besi
mempunyai fungsi membentuk hemoglobin
bersama-sama protein. Besi mentransport
oksigen ke semua sel jaringan seluruh tubuh.
Myoglobin terdapat dalam otot mengandung besi yang berfungsi sama dengan
hemoglobin.
Metabolisme Fe; ferritin dalam mukosa
usus, mengantarkan Fe dalam status ferro (Fe++) ke dalam sistem
portal darah. Di situ Fe dirubah kembali
ke status Ferri (Fe+++) melalui oksidasi. Dalam bentuk ferri ia
bergabung dengan protein (transferrin) membentuk suatu kombinasi
yang dikenal dengan transferritin. Dalam
bentuk transferritin ini, besi diangkut ke sumsum tulang dan disana
dipersatukan menjadi molekul hemoglobin yang baru disintesis, atau disimpan
dalam hati, limpa dan sumsum tulang.
Tembaga (Cu)
Cu bersama-sama Fe berkecimpung
dalam pembentukan hemoglobin. Fungsi
lain adalah :
1.
Memudahkan penyerapan Fe dari saluran
pencernaan dan melepaskannya dari penyimpanan dari hati
2. Essensial untuk pembentukan hemoglobin, meskipun bukan
merupakan bagian dari hemoglobin.
3. Komponen belbagai sistem enzim
4. Untuk pertmbuhan dan pemeliharaan struktur sendi.,
pembuluh darah, tendon dan tulang
5. Untuk tugas dan struktur syaraf sentral dan pigmen rambut
6. Komponen protein yang mengandung tembaga
7. Penting untuk reproduksi dan fertilitas
Cobalt (Co);
Cobalt adalah suatu unsur komponen essensial dari vitamin B12 dan belum ada
fungsi lain yang diketahui dalam makanan.
Sebagai komponen vitamin B12 Cobalt membutuhkan faktor
instrinsik, suatu senyawa yang disekresikan lambung untuk penyerapan. Jika faktor tersebut tidak ada, maka
defisiensi vitamin B12 akan terjadi.
Oleh
karena Co diekskresikan dari tubuh melalui empedu, maka unsur tersebut d
Pat
diserap kembali untuk meminimalkan kehilangan Co dri tubuh. Co yang berlebih akan diekskresikan lewat
urin.
Selenium (Se)
Dibutuhkan
oleh tubuh ternak sangat sedikit sekali, namun essensial . Selenium dalam jumlah cukup, berfungsi /
memegang kunci untuk mempertahankan kesehatan ketika mengalami stress. Seperti kelahiran prematur, malnutrisi
protein-energi dan kelaianan jaringan tubuh oleh umur tua.
Selenium
yang dimakan, diserap di dalam usus halus terutama di duodenum, kemudian
terikat dengan sejenis protein dan diangkut oleh darah ke jaringan tubuh. Bergabung dengan protein jaringan dalam
bentuk selenocystein dan selenomethionine Ekskresi selenium terutama melalui ginjal
dan sebagian kecil mmelalui feses dan keringat.
Zink (seng)
Seng adalah unsur essensial bagi ternak. Terbanyak ada pada kulit (20%), sisanya
menyebar di rambut, kuku dan tanduk dan mata.
Hanya sedikit terdapat dalam hati, tulang dan darah.
Fungsi
lainnya sebagai komponen pelbagai enzim, yang berkecimpung di dalam metabolisme
dan pernafasan, mengalihkan karbon dioksida dalam sel darah merah, untuk
kalsifikasi tulang, metabolisme dan sintesis protein dan asam-asam nukleat,
perkembangan dan fungsi alat reproduksi.
Dan sebagai bahan penyubur rambut atau bulu.
Setelah
Zink diserap dlam usus halus, ia bergabung dengan protein plasma untuk diangkut
ke jaringan tubuh. Sebagian
besar Zink dideposit dalam tulang, namun tidak dimobilisir seperti unsur
lainnya.
.
Mangan (Mn)
Essensial
bagi ternak. Merupakan activator
pelbagai system enzim yang berlangsung dalam metabolisme protein dan
karbohidrat. Fungsi lainnya adalah
berperan dalam pembentukan tulang dan pertumbuhan jaringan pengikat,
pembentukan darah, kerja insulin, sintesis kholesterol.
Setelah
diserap, mangan tidak terikat kuat dengan protein dan diangkut dalam bentuk
transmanganin. Tempat penyimpanan Mn
terbanyak dalam tulang dan makin kurang dalam hati, otot dan kulit.
Molybdenum (Mo)
Mo
diperlukan dalam jumlah sedikit, yang berperan dalam 3 sistem yang berbeda
yaitu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, asa-asam amino mengandung
sulfur, asam-asam nukleal dan besi.. Komponen
Xanthine oxidase, suatu enzim yang
essensial dalam pembentukan asam urat.
Mo juga merupakan komponen email gigi.
Fluorin (F);
Florin adalah halogen dengan atom yang paling kecil dan
sangat beracun , dan dianggap unsur yang paling aktif sehingga molekulnya dapat
bersatu dengan apa saja. Dalam jumlah
sangat sedikit F dibutuhkan dalam pembentukan tulang dan gigi menjadi kuat. Tetapi
bila berlebih tulang menjadi porous dan lunak.
2.3. Metabolisme Mineral dalam
Tubuh Ternak Non Ruminansia
Secara umum,
mekanisme metabolisme dan penyerapan mineral adalah sama pada semua jenis
ternak. Elemen mineral umumnya diserap oleh tubuh dari saluran pencernaan balk
secara aktif maupun secara pasif. Absorbi
secara aktif berlangsung dengan cara mineral yang bersumber dari
digesta, dipompa oleh dinding usus
dalam saluran pencernaan kedalam se!-sel intestinal. Mineral-mineral yang
mengalami absorbsi aktif meliputi Ca, P dan Na. Sedangkan, kebanyakan dari
mineral-mineral lainnya mengalami penyerapan secara pasif. Mineral tersebut
mengalami difusi dari digesta menebus dinding usus halus secara teratur oleh
penimbunan mineral baik dalam digesta maupun sel-sel mukosa usus. Oleh karena
itu, penyerapan secara pasif akan berpengaruh pada konsentrasi dari mineral
dalam ransum dan juga yang ada pada tubuh sehingga memberi dampak pada
banyaknya mineral terabsorbsi.
Mineral-mineral
akan diabsorbsi pertama-tama dalam bentuk ion. Bahan digesta yang mengandung
ikatan mineral seperti phytat, oksalat dan lemak adalah komponen yang dapat
mengikat mineral sehingga dapat menurunkan penyerapannya. Sementara,
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penyerapan mineral adalah umur ternak, dimana ternak muda lebih efisien
menyerap mineral dibanding ternak tua. Selain itu bentuk mineral ( organik dan
anorganik ) dan pH saluran pencernaan akan mempengaruhi daya serap mineral.
Metabolisme Ca
Ca yang terserap akan memasuki aliran darah dan diangkut
ke target organ yang meliputi otot untuk kontraksi, tulang dan jaringan saraf.
Keberadaan Ca dalam jaringan tulang adalah dalam bentuk hydroksilapatit3Ca3
(PO4)2.Ca(OH)2, sementara pada jaringan saraf
adalah bentuk dalam bentuk Ca+. Hormon yang terlibat dalam proses
penyerapan dan metabolism Ca adalah hormon paratiroid dan calsitonin. Secara
singkat proses penyerapan dan transportasi Ca dalam tubuh seperti pada
ilustrasi 7.1.
Ilustrasi
7.1. Proses penyerapan dan transportasi Ca dan aktivitas vitamin D (diambil
dari Rusdiana, 2007. p 16).
Metabolisme Na
Setelah memasuki
peredaran darah Na akan diangkut ke jaringan tubuh target yang selanjutnya Na
yang tidak terpakai akan dibuang bersama urine yang sebelumnya mengalami
penyaringan setelah tiba didaerah ginjal. Proses metabolism Na dalam tubuh
sepenuhnya dibawah kontrol hormone aldosterone dan enzim Na+/ K+-ATPase.
Proses metabolism Na secara garis besar ditampilka pada ilustrasi 2.
Ilustrasi
7.2. Proses metabolisme Na dalam tubuh (dikutip dari Rusdiana, 2007, p. 18 )
III. PENUTUP
Rangkuman
Selain air, protein, energi ,
lemak dan vitamin, mineral sangat penting
ternak non-ruminansia seperti umumnya ternak.. Hal itu dapat dilihat
dari peranannya dalam mendukung pembentukan jaringan otot, tulang dan gigi,
serta proses metabolime nutrisi sehingga mineral
dapat di sejajarkan peranannya dengan zat-zat makanan lainnya. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian dalam upaya meningkatkan
produktivitas ternak.
Fungsi
mineral dalam tubuh selain pembentukan otot, tulang dan gizi adalah :
1.
menjaga keseimbangan asam-bass yang
tepat dalam cairan tubuh ;
2. mempertahankan tekanan osmotik
sellular dalam mengangkut zat-zat makanan
3.
mempertahankan kondisi enzim-enzim
pencernaan
4. mempertahankan kontraksi urat daging, jantung dan syaraf
secara normal
5.
mencegah kekejangan dan
6.
membantu bekerjanya vitamin dalam
pembentukan tulang
7.
membantu proses metabolisme protein
Dari
berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh, mineral Ca, P, Mg, Na, K CI dan S yang
perannya sangat signifikan bagi tubuh ternak non-ruminansia.
Secara umum, mekanisme metabolisme dan penyerapan mineral adalah sama ada
semua jenis ternak. Mineral umumnya diserap oleh tubuh dari saluran pencernaan
secara aktif dan secara pasif. Absorbi
secara aktif berlangsung dengan cara mineral dipompa oleh dinding usus
kedalam sel-sel intestinal. Mineral-mineral yang diabsorbsi aktif adalah Ca, P
dan Na. Sedangkan sebagaian besar mineral-mineral lainnya diabsorbsi secara
pasif. Mineral seara difusi menebus dinding usus halus secara teratur melalui
penimbunan mineral dalam digesta maupun sel-sel mukosa usus. Karena itu penyerapan
secara pasif akan berpengaruh pada konsentrasi dari mineral dalam ransum dan
juga pada tubuh sehingga memberi dampak pada banyaknya mineral terabsorbsi.
Mineral-mineral akan diabsorbsi pertama-tama dalam bentuk ion.
Tetapi peranan mineral sangat penting bagi tubuh, seperti
pembentukan tulang dan jaringan otot, konstraksi otot, sayaraf, mengatur
keseimbangan cairan tubuh serta menjadi kofaktor dalam pembentukan enazim dan
hormon dalam tubuh. Aktivitas beberapa mineral seperti Ca sangat berhubugan
dengan kerja vitamin seperti vitamin D.
Proses metabolism mineral dalam tubuh pada umumnya
melalui aliran darah dan cairan inra-ekstra seluler, dimana sebagian mineral
belum diketahui dengan jelas proses metabolismenya dalam tubuh.
Kekurangan mineral dalam tubuh selain menimbulkan
penyakit langsung, juga dapat mengganggu keberadaan dan daya kerja mineral
lainnya sehingga dapat menimbulkan penyakit sekunder.
Tes Mandiri
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1.
Jelaskan peranan dan hubungan antara mineral
Ca dan P serta proses penyerapannya dalam saluran pencernaan ternak
non-ruminansia
2.
Uraikan secara singkat proses metabolisme
mineral dalam tubuh ternak non-ruminansia!
DAFTAR PUSTAKA
Greer, E.B., 1990. Minerals and Vitamin. In Pig
production in Australia .
Edited by J.A.A. Gardner, A.C. Dunkin and L.C. Lloyd. Pig Research Canbera.
Butterworths Sydney, London ,Singapore , Toronto ,
Wellington .
(p.53-61).
McDonald, P., R.A. Edwards and J.F.D Greenhalgh., 1994.
Animal Nutrition 4th. Ed. Longman Scientific and Technical. Longman
Group UK .
Limited (p. 90-116)
Parakasi. A.,1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. UI Press.
Rusdianan., 2007. Metabolisme Mineral. http:// www.
Google.com/metabolisme mineral.
Whittemore, C. 1993. The Science and Practise of Pig
Production. Longman Group UK Limited (p. 364-366)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar