Jumat, 14 Oktober 2011


MODUL 7
MINERAL UNTUK TERNAK NON-RUMINANSIA

I.  Pendahuluan
Seperti ternak pada umumnya, mineral merupakan unsur makanan yang sangat di butuhkan oleh ternak non-ruminansia selain air, protein, energi , lemak dan vitamin. Pentingnya mineral dalam tubuh dapat dilihat dari peranannya dalam mendukung pembentukan jaringan otot, tulang dan gigi, sehingga mineral dapat disejajarkan peranannya dengan zat-zat makanan lainnya. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak.
Fungsi mineral dalam tubuh selain pembentukan otot, tulang dan gizi adalah :
1.      menjaga keseimbangan asam-basA yang tepat dalam cairan tubuh ;
2.      mempertahankan tekanan osmotik cellular dalam mengangkut zat-zat makanan
3.      mempertahankan kondisi enzim-enzim pencernaan
4.      mempertahankan kontraksi urat daging, jantung dan syaraf secara normal
5.      mencegah kekejangan dan
6.     membantu bekerjanya vitamin dalam pembentukan tulang.
7.    membantu proses metabolisme protein
Tubuh membutuhkan berbagai jenis mineral bagi tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bagian-bagian tubuhnya. Dari berbagai mineral yang essensial bagi tubuh, ternak non ruminansia adalah:  mineral makro yaitu Ca, P, Mg, Na, K CI dan S .  Sedangkan mineral essensial mikro adalah : Besi (Fe), Fluor (F), Chromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Molybdenum (Mo), Selenium (Se), Silikon (Si), Tembaga (Cu). Zink (Zn).




II. Penyajian
2.1. Jenis-jenis Mineral yang Essensial bagi Ternak Non Ruminansia
2.1.1.  Mineral Essensial Makro


Kalsium dan Fosfor
Dari sejumlah mineral yang dibutuhkan, mineral Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) merupakan jenis mineral yang paling besar beranannya dan defisiensi keduanya sangat terasa oleh temak. Hal ini terjadi karena kedua mineral tersebut menempati porsi terbesar dari bagian tubuh. Disamping itu, keduanya saling tergantung dan saling mempengaruhi dalam keberadaanya. Maksudnya, bila salah satu kelebihan akan menekan/menghabisi jumlah yang lainnya.
Dalam keadaan normal penyerapan Ca terjadi secara transport aktif dan pasif dibagian tengah hingga akhir usus halus dan sangat sedikit dalam usus besar. Kekurangan mineral Ca dan P dalam ransum akan memperlihatkan gejala-gejala seperti berikut : kekurangan nafsu makan sehingga berakibat kehilangan berat badan, penurunan produksi air susu, riketsia, kelumpuhan, gondok, mata kabur, anak non-ruminansia lahir memiliki bulu sedikit, mati muda dan banyak kelemahan lain.
Kandungan mineral dalam tubuh terutama Ca dan P adalah lebih dari 70% dari kandungan abu. Berkisar 80% P dan 99% Ca dalam tubuh adalah terdapat pada tulang
dan gigi, Sedangkan pada tulang mengandung 45% mineral, protein sebanyak 35% dan lemak 20%. Pada tulang mengandung abu sebanyak 40% Ca, 20% P dan 1% Mg. Ca dalam bentuk jaringan lemak terdapat dalam otot dan plasma yang mana pada darah terkandung 10 mg Ca/100 mi darah, juga terdapatnya P dalam otot dan darah. P terkandung cukup banyak dalam proses metabolisme protein terutama dalam pelepasan energi dan pembentukan asam-asam amino. Selain itu P juga penting dalam deposisi otot dan kelenjar air susu saat laktasi.
Daya cerna dari Ca akan dipengaruh! oleh beberapa faktor berikut :
1).    Sumber mineral,
2).    Sumber dari bahan makanan,
3). Faktor fisiologi hewan.
Selain itu daya cerna P akan berkurang apabila kadar Ca beriebihan sebagal akibat dari terbentuknya calsium-posphat tidak larut. Sehingga untuk mengatasi hat tadi di usahakan terjaga keseimbangan dengan perbandingan 2 : 1
Bahan makan yang berasal dari Serealia mengandung 3-4 g P/ kg pakan dan hasil ikutan serealia mengandung 5-10 g P/kg pakan. Pada umumnya Ca lebih string defisien pada ransum bila ransum kelebihan P. Hal ini terjadi akibat ransum yang bersumber dari biji-bijian dan bahan pakan protein supiemen lebih sering digunakan dalam penyusunan ransum ternak non-ruminan. Serealia sebagai bulky feed/ pengenyang diketahui mengandung Ca rendah.
Untuk mencapai keseimbangan Ca dan P ransum, ada 3 hal penting untuk diketahui :
1.      Ca dan P cukup terpenuhi dalam ransum
2.      Ca dan P harus terjaga perbandingannya dan
3.      Vitamin D harus tersedia cukup.

Perbandingan Ca dan P ini akan bervariasi dalam ransum yang sesuai dengan status phisiologi dari ternak yakni : berat badan, umur dan level Ca dan P dalam ransum. Apabila Ca ekses maka akan mengakibatkan defisien P. Vitamin D diperlukan untuk absorbsi Ca dan P dalam formasi tulang dan gigi. Pada Tabel 2 ditampilkan kebutuhan ternak non-ruminansia akan Ca dan P pada berbagai status fisiologi.
Tabel 7.1. Kebutuhan Ca dan P pada Berbagai fase hidup Ternak Non-ruminansia
Berat badan (Kg)

Mineral dalam Total Ransum
Ca
P
5 - 10

0,8

0,6
10 - 20

0,65

0,5
20 - 35

0,65

0,5
35 - 60

0, 50

0,4
60 - 100
1
0,50
1
0,4
Non-ruminansia dara dan Induk
1
0,75
1
0,5
Non-ruminansia laktasi dan pejantan

0,75

0,5
           
           

Fungsi utama kalsium adalah membangun tulang dan geligi, serta memelihara tulang.  Fungsi yang lain adalah :
Pembekuan darah, kontraksi dan relaksasi otot (terutama denyut jantung), transmisi syaraf , permeabilitas dinding sel, aktivator atau pengaktif enzim, sekresi beberapa hormon dan faktor pelepas hormon, produksi air susu.
            Apabila defisiensi kalsium tulang geligi ternak muda pertumbuhannya terganggu, kualitas tulang dan gigi tidak baik, rakhitis, osteomalasia, osteoporosis, produksi air susu turun, timbul batu ginjal dan kekejangan.  Bila penyerapan berlebihan dapat menyebabkan pengapuran ginjal.
            Metabolisme kalsium; usus halus bertindak sebagai pengatur penyerapan sesuai kebutuhan.  Setelah diserap Ca terbanyak disimpan dalam tulang, terutama di spons tulang, dan dapat dikeluarkan apabila dibutuhkan. 
            Metabolisme fosfor; fosfor yang diserap dari dalam usus disirkulasikan ke seluruh tubuh dan dikembalikan oleh darah untuk pembentukan tulang dan gigi.  Fosfor dapat ditarik lagi dari tulang untuk mempertahankan level fosfor dalam plasma yang normal selama apabila terjadi kekurangan dari makanan.
            ,
Natrium, Kalium dan Klor
Walaupun keberadaannya dalam jumlah kecil dalam tubuh, Natrium (Na) Kalium (K) dan Klor (CI) merupakan 2 jenis mineral yang penting peranannya bagi tubuh. Selain sebagai mineral pembentuk garam dapur bersama Cl (NaCI), Na sangat penting dalam proses difusi glukosa dalam tubuh. Besama mineral Kalium (K) Na sangat besar peranannya untuk fungsi pompa Na+K (Na+K pump) dalam mengatur difusi pasif glukosa dan air dalam sel tubuh. Sementara CI selain sebagai pembentuk senyawa garam dapur, juga sebagai unsur utama pembentuk senyawa asani kiorida (HCI) yang sangat dibutuhkan dalam inisiasi proses pencernaan protein yang dikenal dengan proses'denaturasi': Persenyawaan antara Hidrogen (H+) dan Cl- menciptakan suasana asam dalam lambung yang bersifat membunuh kuman/bakteri dalam digest shg tidak menimbuikan penyakit pada temak. Karena merupakan unsur pembentuk garam maka sumber utama kedua mineral tersebut adalah garam dapur.
Fungsi Na yang dikenal adalah sebagai Kation utama di dalam cairan ekstrasel, mengatur volume plasma, keseimbangan asam-basa, fungsi saraf dan otot, serta pembentuk enzim Na+/ K+-ATPase.
Metabolisme Na sepenuhnya diatu r oleh hormon aldosteron. Defisiensi Na dalam ransum umumnya tidak pernah terjadi tapi dapat terjadi pada keadaan abnormal, yakni penyakit addison yakni suatu penyakit dimana fungsi adrenal dan aldosteron tidak ada.
Apabila konsentrasi Na rendah menimbulkan angiotensin dalam darah ekskresi aldosteron dari korteks adrenal yang selanjutnya meningkatkan resorpsi Na+ oleh ginjal akibatnya terjadi peningkatan kehilalangan K melalui urin.
Fungsi utama K dalam tubuh adalah sebagai Kation utama didalam cairan intrasel; fungsi saraf dan otot, Na+/K+- ATPase, keseimbangan asam basa. Metabolisme K dalam tubuh juga diatur oleh hormon aldosteron.
Defisiensi K menimbulkan Hipokalemia yang menyebabkan diare, muntah, asiduria, penyakit cushing, yakni kelebihan steroid.
Kelebihan K (Hiperkalemia) menyebabkan Kerusakan jaringan (infark myokard ) ataupun kerusakan ginjal dan ulkus usus halus.
Fungsi utama Klor (klorida) adalah mengatur Keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa, getah lambung, pergeseran klorida pada transpor HCO3 didalam eritrosit.
Penyakityg sering ditemukan adalah pada bayi yang mendapat susu formula bebas garam. Kasus penyakit umumnya terjadi sekunder karena vomitus, terapi diuretik, penyakit ginjal.
Sumber utama Cl adalah garam dapur (NaCl).

Magenisum (Mg).
Mineral Mg dibutuhkan dalam jumlah lebih kecil dad Ca dan P, tetapi sangat penting peranannya dalam proses metabolisme protein. Bersama Sulfur (S) Mg berperan dalam menstabilkan basil metabolisme protein. Defisiensi mineral ini akan menirnhulkan gejaia­gejala seperti mats berkaca-kaca, gangguan syaraf, hypersensitive, ataksia, konsulasi dan pingsan.
Fungsi Mg adalah menstabilkan ATP dalam reaksi enzim yang membutuhkan ATP, seperti: siklus Krebs,glikolisis, siklasi adenil,fosfatase, reaksi sintesis protein dan asam nukleat. Juga berperan dalam transmisi dan aktivitas neuromuskular. Fungsi lain adalah mobilisasi mineral tulang, hormon parathyroid, dan sebagai kofaktor enzim (kinase, dll). Mg erat hubungan dengan mineral lain yang terlibat dalam metabolisme tulang atau jaringan lunak.
Defisiensi terjadi Mg sebagai akibat komplikasi penyakit lain melibatkan malabsorbsi intestin dan menurunkan fungsi ginjal serta karena rendah kadar Ca2+ dan K+ dalam
plasma.
Gejala :kekurangan Mg adalah tetani yang dapat dierapi dengan garam Magnesium peroral atau perinjeksi. Gejala tosisitasnya adalah penekanan refleks tendo profunda dan depresi respirasi Penyakit yang timbul terjadi sekunder karena malabsorpsi atau diare, alkoholisme.
Magnesium dari makanan sekitar 30-50% diserap di usus halus.  Penyerapan Mg, terhambat oleh konsumsi tinggi Ca, posphat, asam organik, asam fitat dan asam lemak yang sulit dicerna.  Kelebihan Mg diekskresikan lewat urine.

Sulfur (S)
Secara unsur, mineral sulfur beracun bagi ternak. Dalam jumlah besar mineral ini menjadi racun yang mematikan. Akan tetapi, dalam konsentrasi yang sesuai unsur ini menjadi salah satu penyusun senyawa (gugus samping) bebesapa asam amino, yakni jenis asam amino yang memiliki gugus samping sulfur (sulphuric amino acids).
Fungsi Sulfur; sulfur mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.      Sebagai komponen asam amino yang mengandung sulfur, yaitu metionin, sistin dan sistein
2.      Komponen biotin, penting dalam metabolisme lemak
3.      Komponen tiamin dan insulin, dalam metabolisme karbohidrat
4.      Komponen karbohidrat kompleks tertentu
5.      Pengubah bahan toksik menjadi tidak toksik
6.      Komponen utama, bulu, rambut dan kuku.
Metabolisme Sulfur; sewaktu pencernaan makanan asam amino yang mengandung sulfur dipisahkan dari protein dan dibawa ke sirkulasi portal.  Sulfur disimpan dalam setiap sel tubuh dan konsentrasi tertinggi terdapat pada rambut, kulit, kuku dan tanduk.  Sulfur sisa diekskresikan lewat feses dan urin.


2.2.  Mineral Essensial Mikro
Besi (Fe)
            Tubuh hanya mengandung sekitar 0,004% besi, diantaranya 70% ada di hemoglobin, pigmen sel darah merah atau erytrocyte mengandung besi yang mengangkut oksigen.  Sisanya 30% terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang.  Besi merupakan unsur dasar kehidupan, karena merupakan komponen hemoglobin dan myoglobin, pelbagai enzim, sitokrom, katalase dan peroksidase.
            Penyerapan besi terbanyak terjadi pada duodenum, jejenum, sebagian kecil di daerah lambung, dan bagian usus halus lainnya.  Ada dua bentuk besi dalam makanan yaitu heme (organik) dan non-heme (an-organik).  Bentuk heme lebih mudah diserap dari makanan dibanding non-heme. 
            Besi mempunyai fungsi membentuk hemoglobin bersama-sama protein.  Besi mentransport oksigen ke semua sel jaringan seluruh tubuh.  Myoglobin terdapat dalam otot mengandung besi yang berfungsi sama dengan hemoglobin.
            Metabolisme Fe; ferritin dalam mukosa usus, mengantarkan Fe dalam status ferro (Fe++) ke dalam sistem portal darah.  Di situ Fe dirubah kembali ke status Ferri (Fe+++) melalui oksidasi.  Dalam bentuk ferri ia bergabung dengan protein  (transferrin) membentuk suatu kombinasi yang dikenal dengan transferritin.  Dalam bentuk transferritin ini, besi diangkut ke sumsum tulang dan disana dipersatukan menjadi molekul hemoglobin yang baru disintesis, atau disimpan dalam hati, limpa dan sumsum tulang.



Tembaga (Cu)
            Cu bersama-sama Fe berkecimpung dalam pembentukan hemoglobin.  Fungsi lain adalah :
1.      Memudahkan penyerapan Fe dari saluran pencernaan dan melepaskannya dari penyimpanan dari hati
2.      Essensial untuk pembentukan hemoglobin, meskipun bukan merupakan bagian dari hemoglobin.
3.      Komponen belbagai sistem enzim
4.      Untuk pertmbuhan dan pemeliharaan struktur sendi., pembuluh darah, tendon dan tulang
5.      Untuk tugas dan struktur syaraf sentral dan pigmen rambut
6.      Komponen protein yang mengandung tembaga
7.      Penting untuk reproduksi dan fertilitas

Cobalt (Co);
            Cobalt adalah suatu unsur komponen essensial  dari vitamin B12 dan belum ada fungsi lain yang diketahui dalam makanan.  Sebagai komponen vitamin B12 Cobalt membutuhkan faktor instrinsik, suatu senyawa yang disekresikan lambung untuk penyerapan.  Jika faktor tersebut tidak ada, maka defisiensi vitamin B12 akan terjadi.  Oleh karena Co diekskresikan dari tubuh melalui empedu, maka unsur tersebut d
Pat diserap kembali untuk meminimalkan kehilangan Co dri tubuh.  Co yang berlebih akan diekskresikan lewat urin.

Selenium (Se)
            Dibutuhkan oleh tubuh ternak sangat sedikit sekali, namun essensial .  Selenium dalam jumlah cukup, berfungsi / memegang kunci untuk mempertahankan kesehatan ketika mengalami stress.  Seperti kelahiran prematur, malnutrisi protein-energi dan kelaianan jaringan tubuh oleh umur tua.
            Selenium yang dimakan, diserap di dalam usus halus terutama di duodenum, kemudian terikat dengan sejenis protein dan diangkut oleh darah ke jaringan tubuh.  Bergabung dengan protein jaringan dalam bentuk selenocystein dan selenomethionine  Ekskresi selenium terutama melalui ginjal dan sebagian kecil mmelalui feses dan keringat.

Zink (seng)
            Seng adalah unsur essensial bagi ternak.  Terbanyak ada pada kulit (20%), sisanya menyebar di rambut, kuku dan tanduk dan mata.  Hanya sedikit terdapat dalam hati, tulang dan darah. 
            Fungsi lainnya sebagai komponen pelbagai enzim, yang berkecimpung di dalam metabolisme dan pernafasan, mengalihkan karbon dioksida dalam sel darah merah, untuk kalsifikasi tulang, metabolisme dan sintesis protein dan asam-asam nukleat, perkembangan dan fungsi alat reproduksi.  Dan sebagai bahan penyubur rambut atau bulu.
            Setelah Zink diserap dlam usus halus, ia bergabung dengan protein plasma untuk diangkut ke jaringan tubuh.  Sebagian besar Zink dideposit dalam tulang, namun tidak dimobilisir seperti unsur lainnya.  
Mangan (Mn)
            Essensial bagi ternak.  Merupakan activator pelbagai system enzim yang berlangsung dalam metabolisme protein dan karbohidrat.  Fungsi lainnya adalah berperan dalam pembentukan tulang dan pertumbuhan jaringan pengikat, pembentukan darah, kerja insulin, sintesis kholesterol.
            Setelah diserap, mangan tidak terikat kuat dengan protein dan diangkut dalam bentuk transmanganin.  Tempat penyimpanan Mn terbanyak dalam tulang dan makin kurang dalam hati, otot dan kulit.

Molybdenum (Mo)
            Mo diperlukan dalam jumlah sedikit, yang berperan dalam 3 sistem yang berbeda yaitu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, asa-asam amino mengandung sulfur, asam-asam nukleal dan besi..  Komponen Xanthine oxidase, suatu enzim yang essensial dalam pembentukan asam urat.  Mo juga merupakan komponen email gigi.

Fluorin (F);
            Florin adalah halogen dengan atom yang paling kecil dan sangat beracun , dan dianggap unsur yang paling aktif sehingga molekulnya dapat bersatu dengan apa saja.  Dalam jumlah sangat sedikit F dibutuhkan dalam pembentukan tulang dan gigi menjadi kuat. Tetapi bila berlebih tulang menjadi porous dan lunak.
2.3. Metabolisme Mineral dalam Tubuh Ternak Non Ruminansia
Secara umum, mekanisme metabolisme dan penyerapan mineral adalah sama pada semua jenis ternak. Elemen mineral umumnya diserap oleh tubuh dari saluran pencernaan balk secara aktif maupun secara pasif. Absorbi secara aktif berlangsung dengan cara mineral yang bersumber dari digesta, dipompa oleh dinding usus dalam saluran pencernaan kedalam se!-sel intestinal. Mineral-mineral yang mengalami absorbsi aktif meliputi Ca, P dan Na. Sedangkan, kebanyakan dari mineral-mineral lainnya mengalami penyerapan secara pasif. Mineral tersebut mengalami difusi dari digesta menebus dinding usus halus secara teratur oleh penimbunan mineral baik dalam digesta maupun sel-sel mukosa usus. Oleh karena itu, penyerapan secara pasif akan berpengaruh pada konsentrasi dari mineral dalam ransum dan juga yang ada pada tubuh sehingga memberi dampak pada banyaknya mineral terabsorbsi.
Mineral-mineral akan diabsorbsi pertama-tama dalam bentuk ion. Bahan digesta yang mengandung ikatan mineral seperti phytat, oksalat dan lemak adalah komponen yang dapat mengikat mineral sehingga dapat menurunkan penyerapannya. Sementara, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan mineral adalah umur ternak, dimana ternak muda lebih efisien menyerap mineral dibanding ternak tua. Selain itu bentuk mineral ( organik dan anorganik ) dan pH saluran pencernaan akan mempengaruhi daya serap mineral.

Metabolisme Ca
Ca yang terserap akan memasuki aliran darah dan diangkut ke target organ yang meliputi otot untuk kontraksi, tulang dan jaringan saraf. Keberadaan Ca dalam jaringan tulang adalah dalam bentuk hydroksilapatit3Ca3 (PO4)2.Ca(OH)2, sementara pada jaringan saraf adalah bentuk dalam bentuk Ca+. Hormon yang terlibat dalam proses penyerapan dan metabolism Ca adalah hormon paratiroid dan calsitonin. Secara singkat proses penyerapan dan transportasi Ca dalam tubuh seperti pada ilustrasi 7.1.
Ilustrasi 7.1. Proses penyerapan dan transportasi Ca dan aktivitas vitamin D (diambil dari Rusdiana, 2007. p 16).


Metabolisme Na
Setelah memasuki peredaran darah Na akan diangkut ke jaringan tubuh target yang selanjutnya Na yang tidak terpakai akan dibuang bersama urine yang sebelumnya mengalami penyaringan setelah tiba didaerah ginjal. Proses metabolism Na dalam tubuh sepenuhnya dibawah kontrol hormone aldosterone dan enzim Na+/ K+-ATPase. Proses metabolism Na secara garis besar ditampilka pada ilustrasi 2.
Ilustrasi 7.2. Proses metabolisme Na dalam tubuh (dikutip dari Rusdiana, 2007, p. 18 )


III.  PENUTUP
Rangkuman
Selain air, protein, energi , lemak dan vitamin, mineral sangat penting ternak non-ruminansia seperti umumnya ternak.. Hal itu dapat dilihat dari peranannya dalam mendukung pembentukan jaringan otot, tulang dan gigi, serta proses metabolime nutrisi sehingga mineral dapat di sejajarkan peranannya dengan zat-zat makanan lainnya. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak.
Fungsi mineral dalam tubuh selain pembentukan otot, tulang dan gizi adalah :
1.      menjaga keseimbangan asam-bass yang tepat dalam cairan tubuh ;
2.      mempertahankan tekanan osmotik sellular dalam mengangkut zat-zat makanan
3.      mempertahankan kondisi enzim-enzim pencernaan
4.      mempertahankan kontraksi urat daging, jantung dan syaraf secara normal
5.      mencegah kekejangan dan
6.      membantu bekerjanya vitamin dalam pembentukan tulang
7.      membantu proses metabolisme protein
Dari berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh, mineral Ca, P, Mg, Na, K CI dan S yang perannya sangat signifikan bagi tubuh ternak non-ruminansia.
Secara umum, mekanisme metabolisme dan penyerapan mineral adalah sama ada semua jenis ternak. Mineral umumnya diserap oleh tubuh dari saluran pencernaan secara aktif dan secara pasif. Absorbi secara aktif berlangsung dengan cara mineral dipompa oleh dinding usus kedalam sel-sel intestinal. Mineral-mineral yang diabsorbsi aktif adalah Ca, P dan Na. Sedangkan sebagaian besar mineral-mineral lainnya diabsorbsi secara pasif. Mineral seara difusi menebus dinding usus halus secara teratur melalui penimbunan mineral dalam digesta maupun sel-sel mukosa usus. Karena itu penyerapan secara pasif akan berpengaruh pada konsentrasi dari mineral dalam ransum dan juga pada tubuh sehingga memberi dampak pada banyaknya mineral terabsorbsi. Mineral-mineral akan diabsorbsi pertama-tama dalam bentuk ion.
Tetapi peranan mineral sangat penting bagi tubuh, seperti pembentukan tulang dan jaringan otot, konstraksi otot, sayaraf, mengatur keseimbangan cairan tubuh serta menjadi kofaktor dalam pembentukan enazim dan hormon dalam tubuh. Aktivitas beberapa mineral seperti Ca sangat berhubugan dengan kerja vitamin seperti vitamin D.
Proses metabolism mineral dalam tubuh pada umumnya melalui aliran darah dan cairan inra-ekstra seluler, dimana sebagian mineral belum diketahui dengan jelas proses metabolismenya dalam tubuh.
Kekurangan mineral dalam tubuh selain menimbulkan penyakit langsung, juga dapat mengganggu keberadaan dan daya kerja mineral lainnya sehingga dapat menimbulkan penyakit sekunder.

Tes Mandiri
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1.      Jelaskan peranan dan hubungan antara mineral Ca dan P serta proses penyerapannya dalam saluran pencernaan ternak non-ruminansia
2.      Uraikan secara singkat proses metabolisme mineral dalam tubuh ternak non-ruminansia!


DAFTAR PUSTAKA
Greer, E.B., 1990. Minerals and Vitamin. In Pig production in Australia. Edited by J.A.A. Gardner, A.C. Dunkin and L.C. Lloyd. Pig Research Canbera. Butterworths Sydney, London,Singapore, Toronto, Wellington. (p.53-61).
McDonald, P., R.A. Edwards and J.F.D Greenhalgh., 1994. Animal Nutrition 4th. Ed. Longman Scientific and Technical. Longman Group UK. Limited (p. 90-116)
Parakasi. A.,1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. UI Press.
Rusdianan., 2007. Metabolisme Mineral. http:// www. Google.com/metabolisme mineral.
Whittemore, C. 1993. The Science and Practise of Pig Production. Longman Group UK Limited (p. 364-366)





Tidak ada komentar: